Translate

Jumat, 18 Oktober 2013

Personal Branding Barack Obama

Hollaa hollaaaa….
I’m back….


Blog gue masih hidup ternyata, walaupun sempet ga bisa log in karna lupa password waktu terakhir kali ganti (pdahal baru kmren sore) hahahahaaa… :D

Sambil ditemani earphone dan musik,,akhirnya selesai ngerjain tugas human relation yaitu menganalisis media social/jejaring social tokoh,pakar/ahli untuk mengetahui bagaimana personal branding mereka terlihat melalui kacamata gue. *asiik.*
Jejaring sosial yang umum digunakan antara lain Facebook, Myspace, Blogger, Instagram, Youtube, Me2Day, Path, Twitter, dll

Awalnya gue sempet bingung siapa tokoh/pakar yang mau gue analisis. Tapi setelah lagu The All American Rejects "Dirty Little Secret" di playlist selesai diputer, tiba-tiba gue kepikiran salah satu sosok dan akhirnya sosok ini lah yang gue piliiiih….. *Ohh, The All American Rejects thank you sooo muuch*
 
*Barack Obama (yang bernama kecil Barry)*
https://twitter.com/BarackObama 

Berikut merupakan salah satu account jejaring social Barack Obama (Twitter):


(@Barackobama) 
 Sekilas tentang beliau :
Barrack Obama merupakan Presiden AS ke 44 sekaligus Presiden Amerika Serikat pertama berdarah Afro Amerika yang menginspirasi dunia.

Berikut merupakan beberapa tweet dan tulisan di blog resmi beliau yang membantu gue untuk mengetahui sosok seperti apa beliau :


Setelah melihat beberapa tweet yang beliau tulis di account twitternya (@barackobama) dan postingan blog-nya http://www.barackobama.com/news/. Gue menganalisis bahwa Presiden AS ke 44 tersebut mempersonal brandingkan dirinya sebagai seorang Leader untuk sebuah Negara Adidaya (United States Of America).

Alasannya, karena :
- Beliau mempersonal brandingkan dirinya sebagai transformational leader, yaitu pemimpin yang mampu mengajak dan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi agen perubahan.

- Sosok Barack Obama yang berusaha mengajak orang-orang di sekitarnya untuk bangkit dan bersama-sama menyelesaikan masalah yang ada. 

- Beliau memiliki karakter transformational leader.
   1. Mulai dari sikap dan perilaku yang bisa ditiru,
   2. Memiliki pengaruh yang kuat,
   3. Mampu menciptakan lingkungan yang respek dan hormat padanya,
   4. Memiliki kharisma dan kompetensi yang tinggi,
   5. Memiliki kekuatan personal ( Legitimate Power, Reward Power, Expert Power, Information Power, Referent Power, Connection Power dan Coercive Power.)


Tak lupa, disetiap pidato lisan/nonlisan baik itu di acara terbuka atau hanya di sebuah media sosial, beliau selalu meminta rakyatnya bersatu dan bergerak bersama demi mewujudkan misi bersama: kemakmuran, perdamaian, dan kesetaraan.
Dan di account twitter dan blog-nya beliau selalu menegaskan makna dari tulisannya dengan membubuhkan Hastag, seperti : #OFA #immigration #TimeForRealWork #EndThisNow #Obamacare #EnoughAlready #ActOnClimate #MakeCollegeAffordable #WhatWillItTake dan masih banyak lagi.

Semenjak pelantikkannya, Obama menunjukkan empat ciri khas gaya kepemimpinannya. 

Pertama, clear and consistent policy goals, tujuan-tujuan kebijakan pokok yang dirumuskan dengan jelas dan dipertahankan sejak awal. Pada minggu- minggu pertama masa kepresidenannya, ia menyatakan bahwa reformasi asuransi yang sejati harus mencakup semua atau hampir semua penduduk Amerika. Tidak kurang penting, orang yang sedang sakit atau dipecat dari pekerjaannya berhak memperoleh asuransi.

Kedua adalah tactical intelligence, kepintaran taktis

Ketiga, Obama membuktikan bahwa dia bersedia learn from history, belajar dari pengalaman pendahulu-pendahulunya.

Terakhir gaya kepemimpinan Obama adalah political will, kemauan politik. Yang saya maksudkan bukan hanya suatu komitmen kepada suatu rencana undang-undang belaka. Kemauan politik yang sebenarnya merupakan suatu kesediaan penuh kesadaran untuk mengambil risiko-risiko politik, termasuk risiko berat, demi pencapaian sebuah tujuan dasar atau luhur. Ibarat pedang, kemauan politik bermata dua. Ia bisa menyelamatkan, tetapi bisa juga memusnahkan