Translate

Sabtu, 30 November 2013

Melodi Terakhir........................

Suatu hari ketika mengikuti latihan piano di rumah guru privatnya, Putra melihat seorang perempuan turun dari mobil dan melewati pekarangan rumah guru privatnya.


Putra yang sedang memainkan instrument tanpa sengaja teralihkan dan memandang ke arah perempuan yang lewat di jendela di depannya, sampai akhirnya guru privatnya memarahinya karena tidak focus latihan dan akhirnya Putra mencoba kembali focus pada latihannya, walau sesekali ia memandang ke arah perempuan yang ada di luar jendela tadi.


Selesai latihan piano, Putra berpapasan di lorong rumah guru privatnya dengan perempuan di luar jendela tadi (saat berpapasan Putra sedang memakan obat miliknya sambil melihat ke arah perempuan itu), tapi dia heran karena perempuan itu terus menatap kosong ke depan dan sama sekali gak memandang ke arahnya.

Karena penasaran, akhirnya dia bertanya ke bodyguard-nya, “Apa Paman tau siapa perempuan itu ?”. “Sudahlah ini bukan urusan kita”, jawab bodyguard itu sambil menyuruh Putra segera masuk kedalam mobil. Dan akhirnya Putra tahu bahwa ternyata perempuan itu adalah anak dari guru privatnya. Namanya Aria.


 Keesokan harinya, Putra kembali lagi ke rumah itu untuk latihan piano.



Putra menunggu diruang tamu untuk giliran lesnya. Sambil menunggu, ia memperhatikan perempuan yang kemarin berpapasan dengannya di lorong rumah (Aria) yang sedang berlatih piano.


Tapi Aria selalu salah memencet dan memainkan tuts piano sehingga instrument-nya terdengar aneh, sampai akhirnya guru piano (alias papanya sendiri) marah-marah, dan memukul-mukul piano sampai-sampai permen buah-buahan milik Aria berjatuhan ke lantai.


Papanya frustasi karena permainan piano Aria yang ga ada perkembangan, akhirnya ia meninggalkan Aria yang masih berhadapan dengan piano. Aria kemudian berusaha memungut permen buah-buahannya yang jatuh ke lantai tadi dengan cara meraba-raba lantai.


Putra bertanya pada pelayan yang sedang menyiapkan minum untuknya. “Paman, ada apa dengannya ? (sambil menunjuk ke arah Aria). Apakah dia buta ??“. Pelayan tersebut pergi tanpa memberi jawaban pada Putra. Putra terus memperhatikan Aria dan akhirnya ia Putra sadar, bahwa Aria tidak dapat melihat.

Putra diam-diam menghampiri dan duduk di sebelah Aria, lalu memainkan piano dengan sangat baik, hingga Aria pun senang saat mendengarnya. Guru privatnya yang heran saat mendengar lantunan musik itu pun kembali mengecek anaknya yang sedang latihan piano, ia tak percaya bahwa anaknya yang buta bisa memainkan instrument sebagus itu. Saat guru privatnya datang, Putra bersembunyi di balik piano sehingga guru privatnya itu tidak bisa menemukannya. Guru privatnya itupun pergi lagi dengan perasaan aneh.


Setelah yakin bahwa guru privatnya itu sudah pergi, Putra kembali duduk di samping perempuan itu. Tapi tiba-tiba, jantungnya sakit. Putra mengerang, mengeluarkan botol obat dari kantongnya lalu memakannya.


Erangan pelan Putra tadi rupanya terdengar oleh Aria, hingga ia bertanya "kamu kenapa?". Putra menjawab "Aku ga apa-apa", sambil memakan obatnya. Putra melihat setumpuk permen di atas piano dan bertanya, “Apa kamu ingin makan permen ?”.

Kemudian Putra pun menyuapkan permen stroberi ke mulut Aria untuk mengalihkan pembicaraan. Ketika menyuapkan permen ke mulut Aria tanpa sengaja, jari telunjuknya bersentuhan dengan bibir Aria. Tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu. Ia berpikir apakah ini rasanya cinta ?. Lalu ia memandang ke arah Aria


Sejak saat itu, mereka menjadi dekat. Tapi ternyata guru privatnya tidak merestui mereka, karena ia tahu bahwa Putra memiliki penyakit kelainan jantung dan tidak akan berumur panjang. Ia tidak ingin hati anaknya hancur ketika hari kepergian Putra yang semakin dekat tiba.



Suatu hari, Putra ingin mengajak ngobrol Aria di halaman belakang rumah guru privatnya. Ia dan Aria, diam-diam keluar rumah menuju halaman belakang rumah. “Aria, Cepat. Cepat…!!!”, panggil Putra sambil melihat situasi halaman belakang dari balik tembok, tapi kemudian ia ingat bahwa Aria tidak bisa melihat dan ia harus jalan perlahan sambil meraba tembok. Kemudian Putra membantu Aria. Ia menggenggam tangan Aria dan membawanya ke kursi di halaman belakang.


“Apa kamu ga penasaran sama wajahku ?”,tanya Putra. Aria pun mengangkat tangannya ke wajah Putra. Ia meraba wajah Putra untuk mengetahui bagaimana wajah Putra dalam pikirannya.


Saat Aria sedang meraba wajah Putra, Putra menarik tangan Aria dan menempelkannya di dadanya, “Apa kau bisa merasakannya ?” .Tapi tiba-tiba jantung Putra sakit lagi.

 
Saat Putra hendak meminum obat jantungnya, tiba-tiba para bodyguardnya datang. Mereka menarik dan membawa paksa Putra untuk pulang. Putra berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari bodyguardnya, tapi sia-sia. Ternyata guru privatnya yang telah menelepon bodyguard Putra untuk membawa Putra pulang.


Saat akan dibawa ke dalam mobil, botol obat Putra terjatuh. Aria bingung akan apa yang sedang terjadi, ia meraba-raba dan menemukan botol obat milik Putra tergeletak di tanah.



Beberapa hari berlalu, dan Putra tidak pernah datang ke rumah Aria untuk latihan dan bermain piano lagi. Aria bingung, ia tetap menunggu dengan perasaan khawatir meski sampai saat itu dia tidak tahu botol Putra yang ada di genggamannya itu sebenarnya berisi obat apa.


Tiba-tiba di suatu malam, saat Aria masih terus menunggu, Ia mendengar suara pintu rumahnya terbuka. Ternyata Putra akhirnya datang lagi. Ia berjalan lunglai menuju piano yang ada di ruang privat. Malam itu Putra ingin menyatakan seluruh isi hatinya untuk terakhir kalinya.

Tapi dia ga punya kekuatan untuk berbicara langsung pada Aria. Akhirnya ia memilih untuk memainkan sebuah melodi/instrument dengan piano yang ada di ruang privat.


Melodi yang dimainkan Putra terdengar sampai ke kamar Aria. Saat Putra memainkan sebuah instrument dengan piano, dan Aria merasa senang saat mendengarnya lagi. Isi dari melodi tersebut :

“Aku selalu memperhatikanmu, aku akan selalu disisimu, aku…………….”

Tapi tiba-tiba di tengah permainan, Putra berhenti. Jantungnya kembali sakit dan ia jatuh tidak sadarkan diri. Kepalanya membentur tuts-tuts piano, sebelum sempat untuk menyelesaikan permainannya dan menyampaikan isi terakhir dari melodi tersebut.


Dan hari itu adalah hari terakhir Putra bisa memainkan sebuah melodi untuk Aria. Bodyguard Putra kemudian menggendong Putra keluar, menuju mobil.


Sementara Aria tidak tau apa-apa, ia bingung kenapa Putra berhenti main, ia mulai khawatir tapi ia tetap diam. Ayahnya Aria (guru privat Putra) merasa sedih saat mengetahui bahwa Putra telah pergi tanpa sempat menyelesaikan melodinya untuk Aria. Ia tahu bahwa anaknya masih tetap diam di sana, kebingungan, menunggu Putra untuk melanjutkan permainan pianonya dalam kekhawatiran.


Akhirnya sang ayahlah (guru privat Putra) yang melanjutkan memainkan melodi yang belum selesai dimainkan oleh Putra. Isi melodi yang diselesaikan oleh sang ayah adalah “Aku mencintaimu………..”.

Aria yang tadi benar-benar khawatir pun kemudian merasa lega, karena ia masih mendengar lantunan piano yang ia kira itu adalah Putra

Ia tersenyum. Ia berpikir bahwa yang memainkan piano itu adalah Putra. Ia masih berpikir bahwa Putra baik-baik saja. Kenyataannya. Putra telah pergi untuk selamanya...

“Cinta datang di tengah perbedaan. Alunan melodi adalah bahasa yang dapat menyatukan perbedaan itu. Membuat tersenyum satu sama lain walau di tengah rasa sakit, kegelapan, dan ketidaktahuan. Jika bukan dimasa ini mungkin dimasa yang akan datang, kita bisa bersama. Inilah melodi terakhir yang bisa kualunkan untukmu untuk menggambarkan perasaanku”